Menghemat Belanja Untuk Dapur

Tips: Catat daftar bahan yang akan dibeli
Harga-harga naik. Titik. Tidak bisa diganggu gugat dengan berkeluh-kesah, bahkan berdemo ramai-ramai. Kalau saya, paling cuma bisa kutak-katik daftar belanjaan dan menu harian saja. Cukup pusing juga mengatur dana terbatas dengan berharap hasil sebaik mungkin. Dalam arti, makanan yang disajikan tetap menarik/ menggugah selera, gizi harian keluarga pun tercukupi.

Saya mencoba mengefisienkan biaya dapur, dengan cara:

Belanja dalam jumlah besar.

Kalau bisa, jangan belanja kecil-kecil dan sedikit tiap hari. Jatuhnya mahal. Lebih baik belanja untuk keperluan satu minggu sekaligus. Kalau belanja di pasar/ titip belanja ke ibu warung, belanja banyak bisa dikorting. Dengan catatan punya kulkas. Karena setelah selesai belanja, bahan-bahan masakan harus segera dibersihkan. Cuci semua sayuran dan daging. Simpan dalam wadah bertutup rapat. Kresek juga boleh, asal tertutup dengan baik. Daging/ ikan ditaruh di freezer/ chiller. Sayuran disimpan di vegetables bin. O iya. Untuk tahu, direndam dalam wadah bertutup berisi air bersih. Ganti airnya setiap hari.


Meminimalkan bumbu
Jangan harap ada masakan Padang di rumah saya. Selain bikinnya lama, menguras tenaga, juga bumbunya itu bow! Rame banget dan sudah pasti mahal. Di rumah, saya pakai bumbu yang light n mild. Kalau bisa, cuma pakai garam doang. Seperti masak telor ceplok, hihi…
Tapi bumbu minimalis juga bisa kok buat makanan cihuy. Misalnya steak.

Mengganti dan memodifikasi menu
Yang tadinya beli 1/2 kilogram daging sapi hanya untuk disemur saja hari ini, coba dagingnya dibagi dua bagian. Untuk hari ini dan untuk besok. Menu hari ini diganti judulnya, dari semur daging sapi menjadi semur kentang pakai daging. Jadi kentangnya yang banyak, daging sebagai ‘asesori’ aja. Tentu, biayanya jauh lebih hemat dibanding masakan yang full daging. 1/4 kg sisanya, bisa dipakai besok untuk membuat sop, misalnya.

Kurangi makanan pelengkap
Misalnya kerupuk, sambal, acar, atau bawang goreng. Memang makanan kadang terasa ada yang kurang tanpa kehadiran mereka. Tapi lumayan lho anggaran yang bisa dipangkas hanya dengan menghilangkan ’si embel-embel’ ini. Untuk makan krupk sehari, misal 10 buah= Rp 2.000,00. Sebulan beli krupuk sampai Rp 60.000,00. Kan lumayan tuh, bisa beli daging ayam sampai dengan 3 kg. Apalagi sambel. Harga cabai merah sekarang kan buzzubunengng!

Hindari menggoreng
Minyak goreng mahal. Lebih baik pilih cara lain untuk memasak. Rebus, kukus, atau makan mentah (lalapan atau salad). Selain menghemat, juga lebih sehat.

Memasak makanan cepat saji.
Makanan cepat saji tidak identik dengan junk food. Semisal makanan kalengan, atau yang berpengawet lainnya. Sosis, nugget, mi instant, kornet, frozen vegetables, french fries beku, dll. Tapi masakan yang memasaknya cepat. Sehingga bahan bakar kompor lebih hemat. Misalnya tumis sayuran yang gampang layu (bayam, toge, kangkung), dadar telur dan kawan-kawan (omelet, pancake, crepes), tahu dan tempe goreng.

Jangan jajan!
Makan di luar rumah seringkali menyedot biaya tidak sedikit. Sebisa mungkin ke kantor/ sekolah bawa bekal sendiri dari rumah. Untuk yang berada di rumah hampir sepanjang hari, jangan tergoda sama aneka gerobak dorong penjual makanan yang seliweran depan rumah. Seperti mi bakso, es cincaw, bubur ayam, batagor, ketoprak, es krim, siomay…

Komentar